Selasa, 06 November 2018

Satu hartaku yang paling berharga telah pergi..
#Titip Rindu Untuk Ayah

Sejujurnya aku ingin mengadu, aku tidak tahu harus bercerita dari mana? Aku sangat merindukanya.
Sudah hampir 2 bulan abah meninggalkan kami, ya aku memanggil ayahku dengan sebutan abah. Rasanya aku masih tidak percaya beliau pergi secepat itu, 20 Juli 2016 lalu ayahku pergi untuk selamanya.

Pagi itu ayahku tampak masih sehat kata orang, wajahnya bercahaya. Tidak ada firasat buruk yang aku rasakan sejak pagi itu, padahal aku berada dirumah kakak keduaku ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan tetapi tiba-tiba saja ponselku berdering, kakak pertamaku menelvon suaranya bising banyak isakan tangis yang ku dengar, terbata-bata kakakku menyuruhku pulang. Segerasa saja aku menyalakan mesin melaju dengan kencang hingga kecepatan penuh, aku tidak peduli dengan resikonya yang jelas ada sesuatu terjadi dirumahku, firasatku mulai tidak enak. Di sepanjang jalan tidak henti-hentinya aku menangis, entah berapa kali air mata itu tumpah.

Saat sedikit lagi sampai, sudah mulai ramai disekeliling rumahku, air mataku terasa tidak mau berhenti menetes. Ku langkahkan kaki, benar saja ternyata kakak-kakaku sudah menungguku didepan pintu langsung saja mereka memelukku erat sekali, aku semakin meronta-ronta apa yang sebenarnya terjadi? Entah kakak siapa yang menyatakannya membisikan ke telingaku, "yang sabar ya yang ikhlas Abah sudah pergi". Mendengar itu setitik butiran putih mulai deras kepipiku rasanya hatiku hancur berkeping-keping mendengarnya, rasanya aku tidak percaya.

Aku kira hanya disinetron atau film saja aku melihat adegan itu, saat aku lihat ayahku sudah terbujur kaku akan dimandikan. Langsung saja aku menerobos sesaknya kerumunan orang, mengusap air mataku mencium ayahku untuk terakhir kalinya, tak henti-henti aku memandanginya, rasanya aku masih mimpi. Rambutnya sudah hampir semua beruban, pucat cerah bercahaya, terbujur kaku, melihat terakhir kalinya jasad ayahku.

Abah kami sangat menyayangimu, setiap sholatku aku tidak pernah lupa mengirimkan doa untukmu.

Abah katamu sudah berjanji untuk hadir dihari wisudaku, dihari pernikahanku nanti, tapi kenapa engkau tidak menungguku?

Abah, aku sangat ikhlas atas kepergianmu tapi maafkan aku, aku masih sering menangis.

Kenapa engkau pergi begitu cepat, aku sangat menyesal kenapa aku tidak dirumah saat ayah menghembuskan nafas terakhir, aku sangat menyesal.

Bah, aku tahu kenapa harus kau, yang terlebih dahulu meninggalkan kami, kau begitu baik begitu royal begitu dermawan tak jarang abah sering tertipu, dicurangi oleh orang-orang yang memanfaatkan kebaikanmu dan tak jarang kami sangat kesal, jengkel ayah kesayangan kami diperlakukan seperti itu tapi, kau hanya bilang "Sudahlah mungkin bukan rizkinya kita, ihlaskan saja Allah pasti akan mengganti yang lebih baik".

Aku faham sekarang kenapa harus abah yang dijemput dahulu oleh sang kuasanyA, karena Allah sangat menyayangi ayahku.

Abah..

Aku sangat merindukanmu, tepat jam 02.01 malam aku tulis dan hanya dingin malam, detak jarum jam yang terdengar..

Aku rindu, akan suara bentak kasih sayangmu saat jam kuliahku sudah usai aku belum pulang, kini tidak ada lagi aku dengar suara itu lagi bah.

Aku rindu, suara zikir malammu yang setiap petang kau gelar sajadah panjang didekat pintu kamarku, kini itu tidak ku temukan lagi.

Aku rindu, kau yang sering menelvonku saatku diperjalanan pulang kuliah " lagi dimana?" " sudah sampai mana?"

Aku rindu saat jam kerjamu pulang, membawa ikan terbaikmu. Sekarang tidak ada lagi ikan dirumah. Aku rindu abah sangat merindukanmu.

Bah tahu kah? Satu hari lagi adalah hari raya idul adha, dan ini hari raya pertama tanpa kehadiran sosokmu abah.

Apa kabar abah disana? Aku harap abah bahagia disana lebih bahagia dari didunia.
Aku, kakak-kakak dan adek pasti akan menjaga Ibu, abah tenang saja.

Abah baik-baik disana, aku pasti selalu ngirimimu doa. Abah tidak kesepian kan? Aku harap tidak. Aku harap Al-Qur'an yang sering kau baca bisa menemanimu, dan doa yang ku kirim bisa menyejukanmu, melapangkan serta menerangkan kuburmu. Hingga sampai waktunya tiba semua dibangkitkan, semoga kita bisa berkumpul kembali di sana dikerjaan Allah. Amiin.

Abah aku minta maaf, semasa hidupmu aku keras kepala, mungkin hanya aku yang selalu ayah marahi. Maaf aku sering membantah, tak patuh bahkan berbohong padamu.

Abah maafkan aku, aku belum bisa membahagiakanmu belum bisa menjadi kebanggaanmu.
Tapi suatu hari nanti aku pasti bisa.

Terima kasih Abah atas semua yang engkau beri selama hidupmu, atas semua pengorbananmu atas semua keringat yang kau teteskan demi kami, atas semua kerja kerasmu tanpa mengeluh semua kau lakukan demi kami bisa mengeyam pendidikan tinggi.
TERIMAKASIH ABAH.

BAGI KAMI ABAH ADALAH AYAH TERHEBAT YANG AKU PUNYA SELAMA HIDUPKU.
AKU BANGGA PUNYA AYAH SEPERTIMU..
*Aku sangat mencintaimu.
#Salam rinduku.

Serang, 11 September 2016
_SumyyNcum



Senin, 06 November 2017

Berbenah diri untuk mati atau jodoh?


Berbenah diri untuk mati atau jodoh?

Entah mati atau jodoh yang akan datang terlebih dahulu.

Satu kata "berbenah diri" ini tenar setelah kata-kata jodoh mulai bermunculan, saya sempat berfikir kenapa manusia gencar sekali memperbincangkan tentang jodoh, bukankah sudah ada yang maha menjodohkan?

Bukankah jodoh adalah salah satu misteri Tuhan? Begitupun dengan kematian.

Berbicara tentang kematian. Kematian juga salah satu misteri didunia seperti halnya jodoh tetapi kenapa tidak ada yang menggaduhkan hal tersebut?

Sejenak saya berfikir untuk kedua kalinya, sempat saya melihat kenapa disetiap musim janur kuning disitu juga ada beberapa kibaran kuning yang memilukan hati seakan keduanya saling beriringan.

Pertanyaannya kenapa selalu demikian? Lagi-lagi cuma Tuhan yang tahu.

Ketika semua orang sibuk berbenah diri untuk menyambut jodoh, sebenarnya mereka lupa ada salah satu misteri kematian disana, bisa jadi malah bukan jodoh yang datang terlebih dahulu tetapi kematian ? siapa manusia yang tahu?

Kesimpulannya, jodoh atau kematian. Entah yang mana yang akan datang terlebih awal sejatinya keduanya adalah ketetapan Allah, keduanya harus dipersiapkan, diri kita harus dibenahkan untuk memantaskan diri jika sewaktu-waktu salah satu hal itu datang.

Bukan maksud menakut-nakuti, karena sejatinya kehidupan itu milik Allah dan akan kembali pada Allah.

Saya tidak setuju dengan orang-orang yang mengatakan mari berbenah diri, memantaskan diri untuk menyambut datangnya jodoh karena sesungguhnya mereka melupakan kematian, yang seharusnya adalah memantaskan diri, berbenah untuk menyambut keduanya yang kita tidak tahu siapa atau yang mana dahulu yang datang, yang terpenting adalah kita harus mempersiapkannya.

Karena hidup itu tidak ada yang tahu sekarang, besok atau lusa sang pencipta mengambil titipannya.

#sumyyncum

Selasa, 16 Februari 2016

Kecewa itu menyakitkan bukan??


*Kecewa itu menyakitkan bukan?

Hei kamu,, iya kamu, kamu yang disana. Berhijab ungu muda berpakaian rapih kemarilah, ada apa denganmu?? Kenapa kamu menangis ?? apa yang telah terjadi?? Adakah yang menyakitimu?? Kenapa kamu diam? Tidakkah kamu ingin bercerita?? Oke baiklah aku mengerti. Jangan katakan apapun jika tidak ingin, tidak perlu berusaha tersenyum jika itu terpaksa. Menangislah, jika itu bisa mengurangi bebanmu, menangislah sampai air matamu behenti menetas dan tidak mau tumpah lagi sampai beberapa waktu.

Tenang saja aku tidak akan mengganggumu, aku akan tetap disini menemanimu dalam hening, anggap saja tiada. ku dengar banyak suara yang memujimu apa ada yang kurang?? Bukankah kamu tidak menyukai pujian? ku rasa semua itu cukup. Kamu pejuang yang gigih, aku menyaksikan perjalananmu sejak awal. Lalu apa yang cukup menyakitkan dan membuatmu kecewa?? Mengangislah, selagi masih ada yang perlu ditangisi. Jangan tutupi sedihmu dariku. Maafkan aku, aku tidak bisa memelukmu, aku hanya bisa memandangimu dari sini.

Kamu tahu ? sesekali menurutku kamu bisa jadi lebih santai. Kamu terlalu keras, sadarkah akan hal itu? Cobalah sedikit melunak, sayangi diri sendiri seperti kamu menyayangi orang-orang itu.

Aku tidak mengajarimu untuk egois, tapi jika kamu tidak bisa mencintai diri kamu sendiri, bagaimana kamu mencintai orang lain? Rasa sakit dan terluka adalah salah satu hal yang manusiawi jangan malu mengakuinya. Mata bengkak dan merah itu tidak cocok untukmu, tapi jika kamu masih belum lelah aku tidak memaksa. Tidak apa-apa, aku ada kapanpun kamu membutuhkanku dan selalu ada stok semangat tersimpan untukmu aku akan tetap menunggu disini didalam cermin dan jodohmu pasti akan menunggumu juga didalam sana, didalam rencana dan rahasia tuhan.

Serang, 16  Febuari 2016
Sumyati

*Enggak pacaran, belum tentu enggak dapat jodoh!!!



Berapa tahun lagi aku bertahan *MENUNGGU*

*Enggak pacaran, belum tentu enggak dapat jodoh!!!



Entah harus berapa lama lagi aku menunggu kedatangan seseorang yang tidak pernah menganggapku ada, jadi cewek emang serba salah bilang sayang duluan dikira cewek murahan dan banyak orang bilang apa an kok cewek bilang duluan, ya sebenernya apa manfaatnya mendengarkan kata orang tapi ada benernya juga kata orang.

Kita cewek loh? Masa iya mau bilang sayang ke cowok yang jelas-jelas itu cowok orang. Dan parahnya lagi zaman sekarang tren banget yang namanya PACARAN, anak SD sekarang rata-rata punya pacar. Gila enggak tuh apalagi anak SMP, SMAnya, lah yang katanya kita udah dewasa udah usia dua puluh tahunan katanya, bagi yang ngerasa aja deh hehe. Kok masih enggak punya pacar aja ya? Padahal udah cantik, ganteng ketimbang anak SD ya bayangin aja anak SD, secakep-cakepnya anak SD pasti ingusanlah kaya enggak pernah SD aja deh. ^^

Namun, pada prinsipnya orang yang enggak mau pacaran, belum tentu enggak laku juga tapi mempertahankan prinsip untuk memperbaiki menjemput jodoh terbaiknya yang sudah tuhan rencanakan untuk kita. Entah berapa tahun lagi seseorang bertahan menunggu dipertemukan jodoh dalam usahanya, yang jelas tuhan pasti mempunyai waktu yang tepat untuk mempertemukan dua insan untuk memperoleh sunnahnya.

Dan kamu harus percaya itu? iya kamu, siapa lagi kalau bukan kamu. Yang setiap malam minggu bisanya dengerin musik, buka-buka buku lucu, ketawa-ketawa enggak jelas bareng temen, bisanya lihat-lihat akun facebook, lihat-lihat profil facebook mantan, merenung enggak jelas, mengunci kamar lalu ketiduran itu kerjaanmu, hingga malam minggu berlalu. Iya kerjaanmu kerjaan siapa lagi kalau bukan kamu? Yang mempertahankan prinsipmu untuk tidak berpacaran seperti orang lain biasanya.

Jangan pernah takut engga dapat jodoh jika enggak pacaran, bukankah jodoh ada yang mengaturnya? Tinggal kita memilih jodoh yang mana yang mau kita terima. Jodoh yang baik atau jodoh yang kurang baik itu semua kembali ke pribadi masing-masing, bukankah di Al-quran sudah di jelaskan bahwasanya,

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik” (QS. An-Nur : 26 ).

Firman Allah di atas sudah jelas bahwa jika kita menjadi orang yang baik Allah pasti memberi pasangan yang baik pula. Janji Allah selalu benar dan jangan sekali-kali kamu mendustakannya. Terus memperbaiki diri, istiqomah, hidup tidak untuk pacaran kecuali setelah menikah dan berusaha untuk menemui jodoh yang terbaik Allah pasti akan menuntunnya melalui jalan yang terbaik yang tak disangka-sangka.

Dan bukankah Allah sudah menjelaskan di dalam firmannya,

“ Dan Dialah menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan”

(Q.S Ath Thuur : 45) ayat lain,

“ Dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan” (Q.S An Naba’: 8).

Jadi hal yang mustahil jika seseorang yang tidak pacaran tidak dapat jodoh. Banyak orang yang beralasan pacaran untuk mencari jodoh yang terbaik? Tapi apa dengan memperbanyak mantan itu salah satu mencari jodoh? Banyak orang yang berpendapat takut enggak dapat jodoh yang terbaik jika enggak pacaran? Apa pacaran bisa mendapatkan jodoh yang terbaik? Ada yang bisa ada yang enggak, tapi menurutku kebanyakan yang enggak.

Kenapa enggak? Karena pacaran banyak resikonya dari masalah prasaan, patah hati, bunuh diri, frustasi hingga hamil. Nauzubillahimindzalik. Banyak orang yang berpacaran bertahun-tahun tapi enggak berjodoh akan tetapi tubuh enggak sesuci sebelum pacaran?

Itukah yang dinamakan mencari jodoh yang terbaik melalui pacaran? Bukankah Allah telah memberikan cara-cara terbaik? Bukankan Allah telah menjanjikannya di Al-quran jika sesuatu itu diciptakan berpasang-pasangan termasuk manusia? Dan Allah tidak akan mengingkari itu, sesuatu yang mustahil bagi Allah.

Bukankah allah telah memberikan banyak cinta untukmu yang setiap saat berada disisimu, yang enggak pernah meninggalkanmu sedetikpun? Yang ada kita yang sering melupakan bahkan meninggalkanNYA.

Dan bukankah Allah telah memberikan cinta ke orang-orang di sekitarmu untuk menyayangi kamu? Ibumu, ayahmu, kakak atau adekmu, keluargamu, teman-temanmu? Dan pasti Allah akan mempertemukan kamu dengan jodohmu disaat yang tepat. Yakinlah, semuanya akan indah pada waktunya. Lalu nikmat tuhan yang mana lagikah yang kamu dustakan? FABIAYYI ALAIRABBYKUMA TUKADZIBANN?.

Serang, 16 Febuari 2016
Sumyati

Rabu, 18 November 2015

CERPEN *Ku Kira Kau Takdirku



Ku Kira Kau Takdirku






            kicauan burung yang begitu sendu, embun pagi dan semerbak wanginya yang semakin tercium, halunan nafas yang begitu segar ketika dihirup. Hijau diselimuti rindangnya pepohonan sekolahku, disinilah aku menemukan hal yang menganehkan bagiku, entah kapan aku mengenalnya tak pernah ada kejelasan disana mungkin itu sebuah cinta, ah lupakan saja ini ramai ditengah desaknya abu-abu.
            “Rat, rajin amat perasaan dari tadi aku perhatiin corat coret buku terus, kantin yuk ?“
suara Ana yang membuyarkan lamunanku menerawang seseorang disana.
            “Males ah! pagi-pagi udah jajan aja bentar lagi juga pak Jaya datang”
            “Kamu tidak mendengarkan kata si Ucup, pak Jaya berhalangan hadir. Dari pada kamu corat coret tidak jelas gitu, mending jajan yuk!” sahutnya lagi, memaksaku berdiri dan meninggalakan kelas.
            Aku dan Ana beranjak menuju kantin, berbagai makanan berjejeran disana semua warna ada, tidak tepat kalau ini dinamakan sebuah kantin ini hanya pedagang biasa pembawa bakul atau abang-abang dengan sepedahnya dengan cilok didalamnya yang berbaris tertib didepan pintu sekolahku yang sederhana nan bergubug tua dan bukan berlantai kaca. Di gubug ini lah aku berilmu, di sekolah ini juga terkadang orang-orang melihatnya dengan sebelah mata, padahal disini terdapat banyak harta karun dan pangeran yang kokoh dalam agama.
Harta karun, ilmu yang tidak pernah sama dengan yang lain, banyak hal yang aku lakukan disini, banyak cerita, banyak kenangan yang tak akan pernah aku lupakan. Terutama dia pangeran yang kokoh dalam agama, setiap Duha aku selalu melihatnya tepat di depan sana dengan tiga kawannya, setiap do’a aku selalu panjatkan untuknya. Setiap aku melihatnya aku selalu tersenyum dan setiap pramuka aku semakin dekat dengannya, mungkin aku hanya pengagum setianya yang sampai saat ini aku tidak akan pernah bisa berkata cinta di depan Bayu Radika. Hah, mendengar namanya saja aku begitu tenang, begitu damai dan begitu nyaman ketika aku di dekatnya.
Entah karena apa aku dekat dengannya setiap malam dia selalu kirim pesan, setiap malam aku sering begadang hanya untuk tukar pikiran dengannya dari situlah aku mulai mengaguminya, mengagumi kakak kelasku sendiri. Dia cukup pandai di kelas, terbukti dia selalu jadi yang pertama dikelas dia selalu ikut dalam lomba pramuka bersamaku, hal-hal yang tak kan pernah ku lupakan. Hati ini tidak terlalu sanggup ketika dia tersenyum kearahku tampan sekali, tinggi, wajahnya yg cerah merona seakan semua wanita mau jadi pacarnya, mungkin burung-burung betina pun berkicau saat Bayu berteduh di sarangnya seraya mengakui ketampanannya, ah lebay aku, Hehe. Tersentak aku meliatnya.
            “Ekhemm,, Ratna, kak Bayu tuh “ Ana menyikutku dengan tangan kirinya, sambil asik makan sambil berdiri. ( Tidak untuk ditiru yah makan sambil berdiri ^_^ )
            “Ah, apa an sih!” sautku ketus, dan begitu malu-malu.
Aku hanya bisa balik senyum saat wajah cerahnya menampakkan senyuman yang menawan, entah apa yang aku rasakan saat itu, semakin hari aku semkin mengila semakin aku merasa mungkiiin jatuh cinta tapi ini hanya perasaan yang menganehkan bagiku dan pagi itu berlalu.
****
Gelap menyapa, menampakan sinar kegelapannya. Angin dingin malam menerka, taburan bintang-bintang menyala menemani hati yang entah bagaimana aku mengatakannya, malam itu ku gelar sajadahku menadahkan tangan meminta berharap seseorang yang jauh disana menjadi takdir hidupku, entah kenapa aku bisa berfikir seperti itu padahal usiaku baru menginjak remaja, baru saja dua tahun mengenakan pakaian abu-abu. Sadarku, aku baru kelas dua Aliyah.
“ Tret.. tret.. treeeeetttt.. “ getar suara HP berdering, yang biasanya asik nangkring di meja belajarku.
            Segera ku bergegas mendekatinya, satu pesan belum dibaca tertulis disana. Langsung ku buka dan ternyata itu.
            “ Jangan terburu-buru mengatakan cinta, karena lebih baik cinta itu kau simpan dan kau berikan pada tuhanmu yang setiap saat selalu mencintaimu dengan kasih sayangNYA.
Ex. Bayu Radika ” begitulah dalam pesannya.
            “ Hmm, kok ngebahas cinta, tumben? Buat siapa pesannya kak? Buat pacarnya ya. Ayo ngaku ?”
            “ Kakak kirim kesemua kok :D , weh anak kecil tidak boleh pacal-pacalann ya :P “
            Sekilas pesan itu begitu akrab sampai kami pernah pakai panggilan sayang dengan sebutan “ Nenk, Abank” mungkin aku yang terlalu bodoh, dia hanya menganggapku seorang adik tidak lebih dari itu, tapi aku selalu berharap lebih darinya, dan bodohnya DIA. Aku yang selalu jadi korbannya dan kenapa harus AKU ?, korban PHPnya (Pemberi Harapan Palsu).
 Bahkan pernah suatu ketika saatku baru saja menginjak semester dua di kelas dua, dia pernah mengirim pesan padaku dia berjanji jika aku dapat peringkat pertama dikelas dia akan memberikan hadiah untukku dia sengaja berkata seperti itu karena pembagian rapot nanti bertepatan dengan hari ulang tahunku, tapi saat itu aku menolaknya dalam hatiku aku tidak menginginkan hadiah apapun darinya aku hanya ingin selalu dekat dengannya itu saja, itu jauh dari cukup untukku dan akhirnya benar saja waktupun melesat dengan cepatnya seperti anak panah yang meluncur dengan gesitnya, aku menjadi juara satu dikelas, dia menepati janjinya tidak memberikan apa-apa karena itu keinginanku, entah aku salah apa atau bagaimana aku tidak mengerti dia hilang begitu saja dikehidupanku, sejak kejadian itu semuanya berubah tak ada lagi pesan, tidak ada lagi orang yang kutunggu ketika duha, tidak pernah aku menemukan dia di masjid yang dulu tempat kita menunaikan duha. Aku sangat merasa bersalah kenapa tidak aku mengiyakan saja hadiah darinya seharusnya aku tidak berfikir aku akan dianggap matre atau apapun itu, toh dia yang mau bukan aku yang minta, batinku memprotes menerawang jauh disana.
****
“Aaaaaakhh” teriakku melepas beban, melepas kerinduan diatas bebatuan besar yang sesekali diterjang ombak, dengan sapaan halus yang menyejukkan dan beberapa pelepah pohon kelapa seraya melambai kesana kemari. Perasaan kecewa, sedih ingin bertemu bahkan marah yang terasa meledak-ledak diujung ubun-ubunku, tiga tahun aku mengenal, tiga tahun aku memendam sayang, tiga tahun aku menunggu, tiga tahun ku simpan rapih dengan perasaan yang masih seperti dulu, hingga sekarang baru saja aku pulang dari kampus untuk tes masuk Universitas dengan soal-soal yang mendidihkan otakku dan baru saja aku ingin menikmati hidup duduk ditepi pantai memandang burung-burung yang beralulalang diatasnya. Terdengar suara kecil dan kemudian semakin membesar berbisik mendekatiku.
“ Ratna.. Rat.. Ratna... Ratna, kamu dimana?? “ Ana berteriak mencariku yang kebetulan dia juga melaksanakan tes di Universitas yang sama dengan ku.
“ Aku disinii, cepat kemari pemandangannya indah bisa sedikit mengusir penat karena soal-soal tadi ” Ujarku menoleh kebelakang memastikan Ana masih di gubung bersama motor hitamnya yang sedikit memudar warnanya.
“ Ratnaaa.. kamu saja yang kesini, motorku tidak ada yang jaga, cepatlah kesini ada berita penting. “ Suara Ana yang masih sibuk dengan HP nya.
            Aku tetap diam ditempat tidak menyaut sedikitpun fokus memandang senja yang mulai akan tenggelam, indah sekali dengan warna khasnya cerah kemerahan.
            “ Ratnaa.. ini tentang kak Bayu, sini cepat ini penting kamu tidak mau dengar juga? “ Ujar Ana suaranya begitu bulat terdengar.
            Mendengar kata “ Bayu “ sejenak aku terdiam, segera bangkit dan berlari menuju Ana sahabatku itu.
            “ Kenapa dengan dia? “
            “ Lihatlah ini “ menunjukan kearah HP nya.
            Aku baca sebaris kata bercetak tebal disitu, rasanya aku tidak sanggup lagi meneruskan membacanya, selama tiga tahun aku menunggu aku tidak pernah mendapat kabar darinya, aku kirim pesan tidak pernah dia balas, aku tidak berani untuk menelfon dan ternyata inilah jawabannya, jawaban atas semua do’a - do’a ku selama ini, aku salah menilaimu. Padahal dulu dia tahu aku sangat mencintainya, aku ingat dulu dia suka sekali dengan semua lagu-lagu Bondan Prakoso, apa yang dia suka aku pun menyukainya karena dengan itu aku beranggapan dia juga bisa suka denganku, tapi kenyataannya nihil, mungkin dicintai oleh sesosok Bayu hanya bisa nyata di mimpi dan angan-anganku. Sampai suatu hari aku harus rela begadang sampai larut malam hanya untuk mendownload lagu-lagunya Bondan, bahkan aku hafalin satu demi satu bait demi bait, bukan karena aku suka lagu itu tapi hanya karena berlandaskan cinta aku melakukan hal sebodoh itu, aku ingat sampai sekarang lagu kenangan kita yang berjudul “Sesal” yang dinyanyikan oleh Bondan Prakoso, aku tidak akan pernah lupa, semakin aku melupakanmu semakin itu pula aku gencar mencarimu, dan sekarang apa maksudmu hanya mengundangku lewat tagg di facebook padahal kau tahu nomor telfonku, dari dulu aku tidak pernah menggantinya karena aku selalu berharap kau akan datang untuk melamarku, tapi kenyataan pahit malah menimpaku bukannya aku kau lamar tapi kau akan menikah dengan wanita lain.
Tanpa ku sadari setitik bening putih menetes deras dipipi terisak sendu aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia bukan takdirku segala penyesalan semua terkuras dengan semakin derasnya butiran yang membasahi pipi hingga kedagu, ku teriak ku lepaskan semuanya bahwa jodohku masih tersimpan rapih yang disediakan untukku, aku percaya jodohku cermin dari diriku sendiri, seperti itulah aku semakin memperbaiki diri begitupun dengan jodohku nanti.
senja mulai malu terlipat dengan awan, sinar kemerahannya mulai memudar. Biarkan saja penyesalan dan kekecewaanku ikut terlipat dalam senja dan memudar hingga pagi datang kembali dengan perasaan penuh ikhlas, cerah biru dengan harapan yang baru. Aku duduk dibelakang bersama Ana di depanku, mengendarai sang hitamnya melaju menuju pulang.

Selesai ..

Banten, 27 September 2015
Karangan , Sumyati.
Bentuk , Fiksi.
             
            
 
   
                   
               

Senin, 28 September 2015

#Mengejar Asa#



#Mengejar Asa#

Dunia tak seindah kau kira..

Kau tau? Kejam tak bermata..

Meski bahagia itu sederhana..

Tapi cinta tak sesederhana bahagia..

Hidupku fana bahkan bukan fotamorgana..

Hanya mengejar asa..

Ku tak bisa bermimpi mengejar asa..

Hidupku pun bagai mimpi belaka...

Bagaimana tidak!! Aku hidup digubug tua..

Berbinding bata, berlantai tak seperti kaca..

Mengejar asa tak pernah ku putus asa..

Putus cinta saja tak ada apalagi putus asa..

Tak ada kata menyerah hanya saja mimpi belaka..

Meski tak terakal dalam khayal..

Meski, meski lautan kan terkuras menjadi danau..

Aku yakin Allah pasti menghampiri..

Hanya ikhtiar mungkin kan berikan jalan..

Jalan menuju hidup yang sederhana, menuju lebih baik ke masa depan..

Mengejar asa tak tergenggam dan ku hirau..

Dan tak mugkin kacau serata sebuah danau...

Hanya bisa mengejar asa tak berpilau haru...