Selasa, 06 November 2018

Satu hartaku yang paling berharga telah pergi..
#Titip Rindu Untuk Ayah

Sejujurnya aku ingin mengadu, aku tidak tahu harus bercerita dari mana? Aku sangat merindukanya.
Sudah hampir 2 bulan abah meninggalkan kami, ya aku memanggil ayahku dengan sebutan abah. Rasanya aku masih tidak percaya beliau pergi secepat itu, 20 Juli 2016 lalu ayahku pergi untuk selamanya.

Pagi itu ayahku tampak masih sehat kata orang, wajahnya bercahaya. Tidak ada firasat buruk yang aku rasakan sejak pagi itu, padahal aku berada dirumah kakak keduaku ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan tetapi tiba-tiba saja ponselku berdering, kakak pertamaku menelvon suaranya bising banyak isakan tangis yang ku dengar, terbata-bata kakakku menyuruhku pulang. Segerasa saja aku menyalakan mesin melaju dengan kencang hingga kecepatan penuh, aku tidak peduli dengan resikonya yang jelas ada sesuatu terjadi dirumahku, firasatku mulai tidak enak. Di sepanjang jalan tidak henti-hentinya aku menangis, entah berapa kali air mata itu tumpah.

Saat sedikit lagi sampai, sudah mulai ramai disekeliling rumahku, air mataku terasa tidak mau berhenti menetes. Ku langkahkan kaki, benar saja ternyata kakak-kakaku sudah menungguku didepan pintu langsung saja mereka memelukku erat sekali, aku semakin meronta-ronta apa yang sebenarnya terjadi? Entah kakak siapa yang menyatakannya membisikan ke telingaku, "yang sabar ya yang ikhlas Abah sudah pergi". Mendengar itu setitik butiran putih mulai deras kepipiku rasanya hatiku hancur berkeping-keping mendengarnya, rasanya aku tidak percaya.

Aku kira hanya disinetron atau film saja aku melihat adegan itu, saat aku lihat ayahku sudah terbujur kaku akan dimandikan. Langsung saja aku menerobos sesaknya kerumunan orang, mengusap air mataku mencium ayahku untuk terakhir kalinya, tak henti-henti aku memandanginya, rasanya aku masih mimpi. Rambutnya sudah hampir semua beruban, pucat cerah bercahaya, terbujur kaku, melihat terakhir kalinya jasad ayahku.

Abah kami sangat menyayangimu, setiap sholatku aku tidak pernah lupa mengirimkan doa untukmu.

Abah katamu sudah berjanji untuk hadir dihari wisudaku, dihari pernikahanku nanti, tapi kenapa engkau tidak menungguku?

Abah, aku sangat ikhlas atas kepergianmu tapi maafkan aku, aku masih sering menangis.

Kenapa engkau pergi begitu cepat, aku sangat menyesal kenapa aku tidak dirumah saat ayah menghembuskan nafas terakhir, aku sangat menyesal.

Bah, aku tahu kenapa harus kau, yang terlebih dahulu meninggalkan kami, kau begitu baik begitu royal begitu dermawan tak jarang abah sering tertipu, dicurangi oleh orang-orang yang memanfaatkan kebaikanmu dan tak jarang kami sangat kesal, jengkel ayah kesayangan kami diperlakukan seperti itu tapi, kau hanya bilang "Sudahlah mungkin bukan rizkinya kita, ihlaskan saja Allah pasti akan mengganti yang lebih baik".

Aku faham sekarang kenapa harus abah yang dijemput dahulu oleh sang kuasanyA, karena Allah sangat menyayangi ayahku.

Abah..

Aku sangat merindukanmu, tepat jam 02.01 malam aku tulis dan hanya dingin malam, detak jarum jam yang terdengar..

Aku rindu, akan suara bentak kasih sayangmu saat jam kuliahku sudah usai aku belum pulang, kini tidak ada lagi aku dengar suara itu lagi bah.

Aku rindu, suara zikir malammu yang setiap petang kau gelar sajadah panjang didekat pintu kamarku, kini itu tidak ku temukan lagi.

Aku rindu, kau yang sering menelvonku saatku diperjalanan pulang kuliah " lagi dimana?" " sudah sampai mana?"

Aku rindu saat jam kerjamu pulang, membawa ikan terbaikmu. Sekarang tidak ada lagi ikan dirumah. Aku rindu abah sangat merindukanmu.

Bah tahu kah? Satu hari lagi adalah hari raya idul adha, dan ini hari raya pertama tanpa kehadiran sosokmu abah.

Apa kabar abah disana? Aku harap abah bahagia disana lebih bahagia dari didunia.
Aku, kakak-kakak dan adek pasti akan menjaga Ibu, abah tenang saja.

Abah baik-baik disana, aku pasti selalu ngirimimu doa. Abah tidak kesepian kan? Aku harap tidak. Aku harap Al-Qur'an yang sering kau baca bisa menemanimu, dan doa yang ku kirim bisa menyejukanmu, melapangkan serta menerangkan kuburmu. Hingga sampai waktunya tiba semua dibangkitkan, semoga kita bisa berkumpul kembali di sana dikerjaan Allah. Amiin.

Abah aku minta maaf, semasa hidupmu aku keras kepala, mungkin hanya aku yang selalu ayah marahi. Maaf aku sering membantah, tak patuh bahkan berbohong padamu.

Abah maafkan aku, aku belum bisa membahagiakanmu belum bisa menjadi kebanggaanmu.
Tapi suatu hari nanti aku pasti bisa.

Terima kasih Abah atas semua yang engkau beri selama hidupmu, atas semua pengorbananmu atas semua keringat yang kau teteskan demi kami, atas semua kerja kerasmu tanpa mengeluh semua kau lakukan demi kami bisa mengeyam pendidikan tinggi.
TERIMAKASIH ABAH.

BAGI KAMI ABAH ADALAH AYAH TERHEBAT YANG AKU PUNYA SELAMA HIDUPKU.
AKU BANGGA PUNYA AYAH SEPERTIMU..
*Aku sangat mencintaimu.
#Salam rinduku.

Serang, 11 September 2016
_SumyyNcum